Senin, 30 Mei 2011

Niat membantu, malah mendapatkan masalah besar

Entah mengapa niat ku yang baik ini menghasilkan sebuah masalah besar,,,
Aku tak mengahrapkan apapun dalam hal ini,,
Aku hanya membantu mengkoordinir agar kalian semua tidak bingung,,
Aku gak mau kalau aku di bilang pelit ilmu, karna tak menyampaikan semua ini,,
Tapi kenapa jadi seperti ini??
Aku hanya niat memfasilitasi kalian, tapi kalian malah membuat masalah yang sangat besar untukku,,
Aku tak minta sepeser pun uang untuk membantu kalian,,
Aku ikhlas membantu kalian, agar kalian juga mendapatkan ilmu yang sama,,
Tapi apa balasan kalian,,,
Sungguh aku tak menyangka,,
Bukan kata terima kasih yang ku dengar,,
Malah perkataan menjelek-jelekan kami yang kalian berikan terhadap atasan ini,,
Hingga semua berubah jadi masalah yang besar dan akibat dari semua ini aku pun terancam tak akan Melanjutkan cita-citaku lagi,,
Sungguh penyesalan yang ada dalam diriku saat ini,,,
Kalian menusukku dari belakang,,,
Semua ini membuat aku hilang semangat untuk melanjutkan hidup ini,,,
:'(
Ya Rabb,,
Bantu aku menyelesaikan masalah ini,,,  :'(
Hanya kepadamu lah hambamu ini meminta pertolongan Ya Rabb,,,




Senin, 30 Mei 2011
Teras Asrama
20.37 WIB

Rabu, 18 Mei 2011

Penantianku Terhadap yang Halal Untukku.


oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 04 Mei 2011 jam 11:26


♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…


Entah angin apa yang membuai hari ini, membuatku begitu berani mencoretkan sesuatu untuk dirimu yang tidak pernah aku kenali. Aku sebenarnya tidak pernah berniat untuk memperkenalkan diriku kepada siapapun. Apalagi mencurahkan sesuatu yang hanya aku khususkan buatmu sebelum tiba masanya. Kehadiran sseorang lelaki yang menuntut sesuatu yang kujaga rapi selama ini semata-mata buatmu, itulah hati dan cintaku, membuatku tersadar dari lenaku yang panjang.


Ibu telah mendidikku semenjak kecil agar menjaga maruah dan mahkota diriku karena Allah telah menetapkannya untukmu suatu hari nanti. Kata ibu, tanggungjawab ibu bapak terhadap anak perempuan ialah menjaga dan mendidiknya sehingga seorang lelaki mengambil-alih tanggungjawab itu dari mereka. Jadi, kau telah wujud dalam diriku sejak dulu. Sepanjang umurku ini, aku menutup pintu hatiku dari lelaki manapun karena aku tidak mau membelakangimu.


Aku menghalang diriku dari mengenali lelaki manapun karena aku tidak mau mengenal lelaki lain selainmu, apa lagi memahami mereka. Karena itulah aku sekuat ‘kodrat yang lemah ini’ membatasi pergaulanku dengan bukan mahramku. Aku lebih suka berada di rumah karena rumah itu tempat yang terbaik buat sorang perempuan. Aku sering merasa tidak selamat dari diperhatikan lelaki. Bukanlah aku bersangka buruk terhadap kaummu, tetapi lebih baik aku berwaspada karena contoh banyak di depan mata.


Aku palingkan wajahku dari lelaki yang asyik memperhatikan diriku atau coba merayuku. Aku sedaya mungkin melarikan pandanganku dari lelaki ajnabi (asing) karena Sayyidah Aisyah r.a pernah berpesan, “Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki.” Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang. Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.


Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan. Bagaimana akan kujawab di hadapan ALLAH kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi? Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias pribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah. Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?


Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.


Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa. Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan ? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.


Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku. Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.


Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.


Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.


Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat.


Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.


Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.


Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga….


Wassalam…


Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh lelaki yang bukan muhrimnya…cukuplah dengan itu hilan harga dirinya…di hadapan Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan Allah. PELIHARALAH DIRI DAN JAGA KESUCIAN.

Jangan sia-siakan waktumu ukhti...


oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 06 Mei 2011 jam 20:32


Assalamu'alaikum wr. wb.


"Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran” (Q.S Al-Ashr: 1-3)


Taujih ini bisa untuk semuanya, tapi khususnya untuk para akhwat, lebih khusus lagi bagi yang masih lajang Diambil dari berbagai sumber.Bagi akhwat yang masih lajang, mungkin banyak di antaranya yang sudah merindukan untuk menggenapkan setengah dien, tapi Allah masih belum mendatangkan jodohnya.Insya Allah hampir semuanya mengharapkan pasangan yang baik agamanya. Di antaranya ada yang menanti dengan sabar meskipun usia sudah menginjak kepala tiga. Ada yang tidak sabar menanti hingga akhirnya asal pilih aja, tidak menjadikan agama menjadi pertimbangan utamanya. Ada yang menantinya dengan santai aja, ntar kalo sudah waktunya ya datang sendiri . Ada pula yang hanya sekedar ingin, tapi tidak mempersiapkan menuju kesana. Tapi ada pula yang meskipun sudah siap dari segi usia, sudah punya maisyah tetapi belum punya keinginan menuju kesana.ukhti,Termasuk yang mana dirimu ukhti..? Bagaimanapun kondisimu ukhti…


jangan sia-siakan waktumu dalam masa penantian itu.


Jangan sia-siakan dengan angan-angan indah (karena belum tentu indah ) karena hal itu bisa membawamu pada zina hati. Jangan pula terlalu bersedih karena belum dapat jodoh juga. Ingatlah janji Allah dalam surat An Nuur:26,

“wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).”


Jika kita ingin mendapatkan pasangan yang sholeh maka jadikan diri kita sholeh juga. Masih ada waktu bukan?Jangan sia-siakan pula waktu, pikiran dan tenagamu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat apalagi maksiat. Kurangi hal-hal yang mubah seperti nonton TV, jalan-jalan, shopping, dll yang berlebihan.Trus harus ngapain donk???Buanyak atuh yang bisa kita kerjakan. Kembangkan ilmu dan potensi yang kita miliki, bisa dengan menyelesaikan kuliah (bagi yang belum lulus) atau melanjutkan kuliah lagi, atau ikut kursus-kursus. Dalam hal profesi kita bisa mencari pekerjaan yang sesui dengan bidang atau minat kita tapi dipertimbangkan juga, save ga diri kita sebagai akhwat bekerja disana? Syukur kalau kita bisa bekerja sekaligus berdakwah dan mengembangkan ilmu kita disana, sekali dayung beberapa pulau terlampaui. OK?Trus coba kita pikirkan tentang masalah-masalah ummat? Jangan trus sibuk kuliah atau kerja tidak mikirkan tentang masalah ummat.


Ingat sabda Rasulullah, barangsiapa ketika bangun tidak memikirkan umatku maka dia tidak termasuk dalam umatku. Masalah-masalah ummat itu ada banyak kalau kita mau BUMBATA di sekitar kita. Tidak hanya mencermati saja, tapi yang penting cari solusi. Coba kita tanya diri kita, kalau kita menyatakan bangga terhadap Islam, apa yang sudah kita perbuat untuk Islam? Kalau kita sudah berkomitmen terhadap dakwah, sudah maksimalkah yang kita lakukan selama ini?Ada banyak orang di sekitar kita yang belum berIslam dengan benar, ada banyak yang ingin belajar Islam, ada banyak yang butuh dibina, tetapi terkadang kita justru ‘membinasakan’nya dengan menelantarkan mereka.

Trus apalagi yang bisa kita kerjakan? Siapkan bekal sebanyak-banyaknya mulai sekarang untuk membangun rumah tangga yang Islami dan membangn masyarakat yang Islami pula. Mulai persiapan spiritual, persiapan konsepsional, persiapan fisik, persiapan material dan persiapan sosial.Kalau ingin tahu lebih lanjut, baca buku dech, kalau ada waktu lain kali Insya Allah saya tuliskan. Oh ya, jangan lupa, belajar masak.


Tuh kan… banyak sekali yang bisa dan bahkan ada yang harus kita lakukan. Katanya Ust. Hasan Al Banna, Sesungguhnya beban yang kita miliki lebih banyak dari waktu yang tersedia. Banyak yang bisa kita kerjakan, jangan ditunda-tunda, mumpung kita masih punya banyak waktu luang.


Mumpung belum disibukkan oleh urusan rumah tangga, mengurus suami dan anak, dsb. Seorang ibu bercerita, masa-masa gadisnya dulu adalah masa-masa keemasan dimana dia punya banyak waktu untuk beramal, mengembangkan diri dan berkontribusi untuk ummat dan dakwah. Tapi bukan berarti trus ketika sudah berkeluarga dia tidak lagi bisa berdakwah dan beraktifitas, justru bertambah kontribusinya karena ada yang mendukung.dan membantu. Asalkan bisa memenejemen waktu dengan baik dan mempertimbangkan fiqih prioritas, Insya Allah bisa seimbang.


Yuk, jangan hanya berdiam diri saja, jangan termasuk golongan muslim yang duduk. Terus berkarya dan bersabarlah. Insya Allah Allah maha tahu yang terbaik buat kita, siapa dan kapan waktunya. Dengan waktu yang kita miliki kita bisa mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan terus berkontribusi menuju kejayaan ummat.


..::Wallahu a’lam bishowab::..


Wassalamu'alaikum wr. wb.

Saudaraku…………


oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 07 Mei 2011 jam 13:32


♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Saudaraku………….

Nikah itu ibadah……. Nikah itu suci………..ingat itu……

Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan, bisa karena keturunan, dan bisa karena

agama.

Jangan engkau jadikan harta, keturunan - maupun kecantikan sebagai alasan…………

karena semua itu akan menyebabkan celaka. Jadikan agama sebagai alasan……..

Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.





Saudaraku……….

Tidak dipungkiri . bahwa keluarga terbentuk karena cinta……..

Namun…… jika cinta engkau jadikan sebgai landasan, maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.

Jadikanlah ” ALLAH ” sebagai landasan……

Niscaya engkau akan selamat Tidak saja dunia, tapi juga akherat…….

Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan……

Niscaya Mawaddah (kasih), Sakinah (ketentraman) dan Rahmah (sayang) akan tercapai.





Saudaraku………..

Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw….

tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena sang istri tercinta tidak mendengar kedatangannya.

Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika lapar…….,

Menjahit bajunya yang robek……..





Saudaraku…………

Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu………

Jangan engkau terlalu menuruti istrimu……

Jika itu engaku lakukan akan celaka….

Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam & yang putih, tidak akan dapat melihat yang benar & yang salah…..

Lihatlah bagaimana Allah menegur ” Nabi “-mu tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan, hanya karena menuruti kemauan sang istri.

Tegaslah terhadap istrimu……………..

Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah…….

Jangan biarkan dia dengan kehendaknya……..

Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth………..

Di bawah bimbingan manussia pilihan, justru mereka menjadi penentang…..

Istrimu bisa menjadi musuhmu………..

Didiklah istrimu…….. Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama - yang loyal terhadap tugas dakwah suami, Ibrahim. Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama - yang bisa menjaga kehormatannya……

Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang suami Muhammad saw menerima tugas risalah…..

Istrimu adalah tanggung jawabmu….

Jangan kau larang mereka taat kepada Allah…..

Biarkan mereka menjadi wanita shalilah….

Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam……..

Jangan kau belenggu mereka dengan egomu…





Saudaraku…….

Jika engkau menjadi istri………

Jangan engkau paksa suamimu menurutimu……

Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah ….

siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami…..

Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya….

Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.

Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu….

Jangan kau usik suamimu dengan tangismu….

Jika itu kau lakukan…..

Kecintaannya terhadapmu akan memaksanya menjadi pendurhaka………..,jangan……….





Saudaraku……..

Jika engaku menjadi Bapak……

Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim

Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim

Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw

Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah……….

Ajaklah mereka taat kepada Allah…….

Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti…….

Jadikan dia sebagai Ismail yang taat…….

Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan’an yg durhaka.

Mohonlah kepada Allah……….

Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih…..

Anak yang bisa membawa kebahagiaan.





Saudaraku……..

Jika engkau menjadi ibu….

Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh….

Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu….

Jadikanlah mereka mujahid………

Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah…..

Jangan biarkan mereka bermanja-manja…..

Jangan biarkan mereka bermalas-malas……….

Siapkan mereka untuk menjadi hamba yang shalih….

Hamba yang siap menegakkan Risalah Islam. ( Amiin )

==Cintai Alloh, Cintai Orang tua==


oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 09 Mei 2011 jam 8:19

Suatu ketika saya menjenguk salah seorang alumni ESQ yang sedang sakit dan masuk ruang ICU di Bandung, Jawa Barat. Dalam perjalanan pulang, saya duduk di depan, samping sopir. Saya lalu mengajak bicara sang sopir, agar ia tidak mengantuk.

Pembicaraan saya awali dengan menanyakan usia, berapa lama bekerja, berapa putranya, dan tinggal di mana. Saat itu obrolan ringan pun terjadi antara saya dan pak sopir. Sekian menit pembicaraan kami kian hangat, di Kilometer 57 dari Bandung arah Jakarta saya bertanya pada pak sopir, “Pak apa yang Bapak inginkan dalam hidup saat ini?” tanya saya.

“Saya ingin kaya pak, supaya saya bisa senang,” jawab sopir tersebut.

Saat itu saya aminkan, sambil saya katakan, “Wah bagus tuh pak, cita-cita Bapak mulia sekali. Kalau Bapak kaya bapak bisa ibadah haji ya pak, bisa mensejahterakan keluarga,” ucap saya. Mendengar ucapan saya, pak sopir menimpali dengan ucapan, "Iya pak."

Kemudian saya kembali bertanya, “Untuk meraih itu Bapak punya caranya tidak pak?”

Sopir: “Nah itu dia pak saya bingung, saya terkadang cuma bisa berkhayal tentang itu semua,” jawabnya dengan nada sedikit putus asa.

Saya katakan kalau saya punya resepnya, “Bapak mau tidak?”

Dengan semangat sang sopir mengatakan, “Oh, mau sekali pak.”

Saya jawab, “Oke, saya akan berikan resepnya pak, ada dua hal, yang pertama cintai Allah dan yang kedua cintai kedua orangtua.”

Sang sopir bertanya, “Kenapa harus cinta sama Allah?”

Jawab saya, “Pak, yang punya langit dan bumi siapa? Yang punya matahari siapa? Yang punya mata kita, hidung kita, telinga kita, tubuh kita, Yang Maha memiliki rezeki siapa? Allah pak. Berarti Allah cinta dan sayang tidak sama kita? Kalau begitu hal yang utama saat kita berdoa pada Allah apa yang kita minta?”

Mendengar jawaban saya, sopir itu termenung. Kemudian ia menjawab, “Ndak tau pak!”

Mendapat jawaban yang bimbang dari si sopir, saya kembali memberi perumpamaan. “Pak, ketika Bapak mencintai seseorang sehingga orang itu cinta pada Bapak, apa yang dia minta Bapak akan kasih atau tidak?”

“Pastilah pak, karena saya cinta,” jawab sopir itu.

Kemudian pertanyaan kembali saya lanjutkan, “Berarti supaya yang punya rezeki mau kasih rezekiNya ke Bapak, apa yang harus Bapak lakukan?”

Dengan nada dan mata berkaca-kaca sopir itu menjawab, “Pak, berarti saya harus mencintaiNya hingga Ia cinta pada saya.”

“Bapak benar,” seloroh saya. “Kalau Bapak mencintai seseorang, apapun yang ia minta pasti akan Bapak kasih. Pak, sekarang jika Allah mencintai Bapak, maka apa yang ada dalam pikiran kita pasti Dia beri pak.”

Sopir: “Astaghfirullah, selama ini saya tidak paham dengan ini pak. Saya hanya datang pada Allah dan minta ini, minta itu padahal saya tak mencintainya. Astagfirullah, saya paham mengapa saya sulit mendapat rezeki.”

Di sela renungan itu kembali saya katakan, “Pak, jika kita cinta Allah maka apapun perintah Allah akan dilakukan sesibuk apapun dan semua pekerjaan akan diniatkan sebagai dzikir tasbihnya pada Allah.”

Mendengar itu, sang sopir menangis sambil berucap, “Astagfirullah maafkan aku ya Allah.”

Sambil menyeka air matanya, ia kembali bertanya, “Pak kenapa orangtua harus dicintai?”

Saat itu saya balik bertanya padanya, “Dulu Bapak lahir dari batu, pohon, tanah, api, atau dari air?”

Sambil tersenyum, sopir menjawab, “Pasti bukanlah pak, saya lahir dari ibu saya.”

Kemudian saya jawab, “Oke, bapak tahu tidak bagaimana susahnya mengurus dan membesarkan kita, penuh pengorbanan yang tak ternilai harganya, tidak ada keluh kesah, karena ibu dan ayah kita sayang serta cinta sama kita. Salah tidak, jika kita mencintai orang yang mencintai kita?”

Sambil termenung dan tiba-tiba desah napas kesadaran terdengar menyeruak di telinga saya, “Duh gusti, hapunten abdi joledar ka sepuh abdi... (Ya Allah maafkan aku tidak peduli pada orangtuaku).”

Kembali kami melanjutkan pembicaraan, dan saya kembali bertanya, “Pak, selama ini Bapak lebih mencintai orangtua atau sebatang rokok? Jika Bapak mencintai orangtua, seberapa sering mengingat dan mendoakan orangtua? Jangan-jangan kita lebih mencintai sebatang rokok daripada orangtua. Sebatang rokok kita ingat setiap saat, tapi orangtua kita hanya diingat saat kita susah.”

Kembali terdengar ucapan istighfar dari sopir tersebut.

Kemudian saya lanjutkan, “Pak, kalau Bapak mau kaya bukan menyembah gunung, batu, dan pohon. Tapi sembahlah Allah dan keramat yang harus didatangi adalah orangtua. Allah berfirman, ridha Allah tergantung ridha orangtua, murka Allah tergantung murka orangtua.”



by: Asep Nurhidayat, trainer ESQ Leadership Center

Renungan yang akan membuatmu kembali tersenyum


oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 12 Mei 2011 jam 9:26


♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

•Di saat kamu ingin melepaskan seseorang, ingatlah pada saat kamu ingin mendapatkannya

•Di saat kamu mulai tidak mencintainya, ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta padanya

•Di saat kamu mulai bosan dengannya, ingatlah selalu saat terindah bersamanya

•Di saat kamu ingin menduakannya, ingatlah bahwa dia selalu setia kepadamu

•Di saat kamu ingin membohonginya, ingatlah dia telah jujur kepadamu

•Maka kamu akan merasakan arti dia untukmu

•Jangan sampai di saat dia sudah tidak lagi di sisimu, kamu baru menyadari semua arti dirinya untukmu

•Yang indah hanya sementara

•Yang abadi adalah kenangan

•Yang ikhlas hanya dari hati

•Yang tulus hanya dari sanubari

•Tidak mudah mencari yang telah hilang

•Tidak mudah mengejar impian

•Namun yang lebih susah adalah mempertahankan yang ada

•Karena walaupun tergenggam bisa terlepas juga

•Ingatlah kata pepatah: "Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini"

•Belajar menerima apa adanya dan berpikir positif

•Hidup bagaikan mimpi, seindah apapun, begitu bangun semuanya akan sirna tak berbekas

•Rumah mewah, harta benda, kedudukan, jabatan, namun ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tak dapat dibawa, sehelai benang pun tak bisa dimiliki

•Apalagi yang mau diperebutkan

•Apalagi yang mau disombongkan

•Maka jalanilah hidup ini dengan keinsafan nurani

•Jangan terlalu perhitungan

•Jangan hanya mau menang sendiri

•Jangan suka menyakiti sesama, apalagi terhadap mereka yang berjasa bagi kita

•Belajarlah tiada hari tanpa kasih

•Selalu berlapang dada dan mengalah

•Hidup senantiasa ceria dan leluasa

•Tak ada yang tak bisa di ikhlaskan

•Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan

•Tak ada dendam yang tak bisa terhapus

"Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini"

Jika benar aku mencintai mu karena Allah................


oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 18 Mei 2011 jam 12:55


♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


Wahai diri..

Jika memang kau mencintainya karena Allah

Cintailah dia dengan cara yang benar

Cintailah dia pada saat yang tepat

Ya Robb..

Aku tak akan memaksakan diri hanya untuk sebuah perasaan

Ya Robb..

Jika dia memang jiwa yang telah Kau pilihkan untukku, berikanlah kami jalan dan petunjuk

Jika dia memang takdir bagi ku, pantaskanlah dia untuku dan pantaskanlah diriku untuknya





Ya Robb..

Aku memilihnya karena sebuah keyakinan

Aku terima seluruh kelebihan dan kekurangannya

Aku terima seluruh luka dan bahagia yang menyertai hidupnya

Aku terima dirinya dengan seluruh apa yang telah Engkau berikan untuknya





Ya Robb..

Jika ada dua pilihan dan diantaranya adalah dia, tentu aku akan memilihnya

Jika ada sepuluh pilhan dan diantaranya adalah dia, tentu aku akan memilihnya

Jika ada seratus pilihan dan diantaranya adalah dia, tentu aku akan memilihnya

Dan jika hanya ada satu pilihan, dan tidak ada dia dalam pilihan itu…

Maka aku pun akan menerimanya sebagai pemberian terbaik dari Mu…

Aku tidak akan memaksakan diriku untuk memilihnya

Karena Engkaulah yang Maha Mengetahui

Karena Engkaulah yang Menciptakanku

Karena Engkaulah yang Memelihara diriku





Ya Robb…

Jika dengan menutup cinta ini yang menjadikan Mu Ridhlo kepadaku

Jika dengan mengorbankan perasaan ini Engkau menyelamatkanku

Di saat manusia tergelincir dari jalan-Mu

Maka aku serahkan cinta ini untuk Mu..

Sebagai wujud bakti ku pada Mu

Sebagai wujud syukurku pada Mu





Ya Muqollibal Qulub, Tsabbit Qolbi ‘ala Diinika..

Aku yakin bahwa tidak ada Ketetapan Mu yang salah

Aku yakin bahwa semua Kehendak Mu sangat terukur

Buatlah aku mencintai pilihan yang Kau berikan

Buatlah aku setia pada pilihan yang Kau berikan

Buatlah aku menyayangi pada pilihan yang Kau amanahkan





Ya Robb..

Dengan segala Kekuasaan Mu

Dengan segala Kekuatan Mu

Dengan segala Keagungan Mu

Hamba mohon pada Mu,

Kuatkanlah hati ini saat ketetapan Mu membuat hati ini terasa sempit

Tenangkanlah hati ini saat ketetapan Mu membuat hati ini terasa berat

Sesungguhnya hanya dengan PertolonganMu, diri ini bisa menjalani semua ketentuanMu.





Ya Robb buatlah diriku mencintai Mu lebih dari segala makhluk yang telah Engkau Ciptakan

Ya Robb buatlah diriku mencintai Rosululloh, karena Engkau pun mencintainya(Rosululloh)

Inilah isi hatiku, inilah harapanku, inilah keyakinanku…

Aku tidak hanya mencintaimu..

Tapi aku ingin mencintaimu karena Allah

Aku ingin mencintaimu dengan cara yang benar

Aku ingin Alloh Ridhlo dengan cinta ini

Tak usah khwatir jika engkau adalah Qudrah dan Irodah Nya

Karena semuanya pasti akan terwujud, hanya waktu yang akan menjadi saksi kekuasaan Nya

Tak usah memaksakan jika dia memang bukan untuk diriku

Karena pasti aku bukan yang terbaik untuk mu





Sehebat apapun cinta ini…

Tidak akan pernah bisa menyelamatkan kita, saat matahari hanya satu hasta di atas ubun2 kita

Karena yang terbaik adalah…

Kita menjaga perasaan dan keyakinan ini dengan sebersih-bersih ketauhidan

Kita diwafatkan bersama hamba-hamba yang berbakti

Hamba-hamba yang mengorbankan sesuatu yang paling dicintainya untuk Tuhan nya

Semoga Allah mempertemukan kita kembali disatu tempat

Dimana para abid melihat Robb-nya dengan penuh keridhloan dan kebahagiaan

Kulakukan semua ini, karena aku mencintaimu karena Allah swt

Aamiin..

Jagalah Hatimu Duhai Ukhti/akhi


oleh ARtikeL, reNungaN, kisaH mOtifasi pada 15 Mei 2011 jam 6:06


Bersyukur berada di sebuah kampus yang boleh di bilang ada kesepakatan atau konsensus untuk membatasi komunikasi antar ikhwan dan akhwat entah itu jam malam untuk berada di kampus, sms-an, serta batasan waktu untuk menelepon sekalipun untuk kordinasi agenda. Bersyukur pula adanya mekanisme pemberian sms tausiyah dianjurkan tidak lintas gender meskipun ” sent to all”.

Entah kenapa diri ini masih saja tetap memberlakukan konsensus tersebut bagi diri sendiri, jika memang dirasakan tidak penting dan tidak mendesak untuk segera di balas semua sms yang sampai terlewat malam maka akan menunggu waktu pagi untuk membalasnya. Mungkin berbeda lingkungan kampus akan membuat paradigma batasan waktu berkomunikasi berbeda satu sama lain. Bagian yang terpenting bukanlah dari keharusan untuk menyamakan perbedaan yang ada. Tetapi yang lebih penting adalah tujuan yang diinginkan dari konsensus komunikasi tersebut yaitu penjagaan hati. Sebenarnya memang tidak ada salahnya ketika sesama muslim saling memberikan tausiyah atau nasehat karena hal tersebut juga dianjurkan tetapi bagi masing-masing pemilik hati harus saling menjaga kebersihan hatinya. Baik sang pemberi tausiyah atau si penerima tausiyah, karena begitu halusnya bisikan syetan bermain dalam setiap relung diri kita dari semenjak Nabi Adam Allah ciptakan hingga kiamat kelak. Jagalah hati karena Hatilah yang memiliki barometer kebaikan dan keburukan dari setiap tingkah laku kita, meskipun hanya sebuah pesan singkat.

Intinya adalah bagaimana kita pandai untuk menjaga hati agar tidak berpaling dari koridor seharusnya. Tipsnya untuk menjaga hati dari komunikasi lawan jenis :

1) Hindari percakapan tidak bermanfaat atau perkataan yang dapat menimbulkan kesan yang tidak diinginkan. Ketika komunikasi masih bisa terjangkau dengan Hp,sms, atau menulis di wallnya, kepada orang yang memang dituju, maka lebih baik jangan menyalakan lampu hijau untuk berchat di jejaring sosial. Lampu hijau berarti memang memberikan kepada siapapun selain teman yang dituju untuk berkomunikasi dengan kita, entah itu penting, kurang penting, atau tidak penting sama sekali.

2) Hindari ke GeEran di dalam hati, ambil seribu perkiraan agar hati kita terjaga. Contohnya ketika ada sms tausiyah anggaplah sms darinya adalah untuk seluruh temannya, smsnya adalah bentuk sedekahnya bagi dirinya bukankah setiap kata-kata yang baik itu adalah sedekah ? Bukankah terlebih pesan singkat terkait tausiyah pun sering berdatangan dari saudari-saudari kita.

3) Ketika ingin bercerita tentang permasalahan, maka ceritakanlah kepada saudari terdekatmu. Bukankah sesama wanita memang lebih mudah untuk memahami permasalahan yang ada ?

4) Pahami konsep kurang dari 1% dari tulisan sebelumnya

Rasa cinta itu memang fitrah, tetapi fitrahnya rasa itu juga perlu dijaga oleh setiap kita ukhti… bukankah keislaman seseorang itu juga sebuah fitrah dariNya, tetapi ketika fitrah itu tidak dijaga maka bisa jadi seseorang itu menjadi nasrani atau yahudi. Semoga kita berusaha mengingat nasehat Rasulullah SAW yang telah bersabda, “Akan datang pada waktunya, umatku akan mencintai 5 (lima) hal tapi lupa kepada 5 (lima) lainnya:

1. Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat.

2. Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab.

3. Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq.

4. Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.

5. Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur.”

Ukhti… ketika kita sudah mampu untuk menjaga hati maka sebaiknya pula kita juga menjaga hati saudara kita tersebut dengan prilaku kita. Kasihan bukan ketika seseorang yang seharusnya gagah memikul amanah di pundaknya menjadi lemah karena virus merah jambu yang hadir di hatinya tanpa kita sadari.

Inginkah kita ketika Allah kelak menanyakan kepada kita tentang setiap rupiah dari pulsa Hpnya yang dihabiskan untuk mengirimkan sms tausiyah untuk memperoleh keridhaan kita, padahal kita bukanlah yang berkenan untuk membalas setiap kebaikan, tetapi Allah?

Inginkah kita ketika kelak Allah menanyakan pertanggung jawaban kita terhadap setiap amal ibadah juga jihad yang dilakukannya dengan niat darinya untuk memperoleh rasa kagum dari kita ? padahal sepatutnya hanya untuk Allah setiap amal ibadah.

Inginkah kita menyakiti dirinya dengan harapan semu, padahal dirinya mungkin bukanlah seseorang yang sudah Allah tetapkan sebagai belahan jiwa kita ?

Inginkah kita menyakiti seorang akhwat lainnya yang kelak menjadi istri dan ibu dari anak-anaknya karena ternyata di dalam hatinya ada segenap asa cinta untuk kita yang tidak halal baginya, sedangkan akhwat tersebut tidak dicintai olehnya?

Astagfirullah.. Nauzubillah

Jadi … Jagalah Hatimu Duhai Ukhti…

ada sebuah kalimat yang diperoleh dari sebuah status di tweeter seseorang yang ku copast



Terkadang kamu harus mendengarkan apa yang dikatakan oleh pikiranmu daripada hatimu, hanya untuk melindungi hatimu.

Tanamkan di dalam pikiranmu bahwa Allah lebih utama dari semuanya untuk kita cintai, ketika membutuhkan ruang untuk memberikan cinta yang kita punya, bukankah masih ada Allah yang lebih sempurna balasan cintaNya untuk setiap cinta kita untukNya ? Bukankah masih ada pula keluarga dan saudari-saudari yang masih juga membutuhkan rasa cinta dari kita untuk mereka ?

Jagalah hatimu duhai saudariku… karena itu adalah yang terbaik bagimu…Berdo’alah kepada Allah sang Pemilik sejatinya hati kita.

Ya Allah…ringankanlah rasa di hati ini. sebuah hati yang ada di dalam genggamanMu. Sebuah hati yang mencinta karena RahmatMu. Sebuah hati yang merindu karena kelembutan AsmaMu.

Kami serahkan sebuah hati kami padaMu, karena Engkaulah sebaik-baiknya pemelihara hati. Semoga karenaNya hati ini tetap bersih dan suci hingga tiba saatnya hadir seseorang yang tepat dengan waktu yang penuh berkah.

Ya Allah yang Maha Mengetahui, Maha Mendengar, Maha Melihat, lagi Maha Bijaksana dalam kemaha SejahteraanMu selamatkan sekeping hati ini agar ia berlabuh pada sesuatu yang halal dan telah Engkau Ridhai akan kebahagiaannya serta keselamatannya.

Ya Allah berilah kekuatan pula untuk menepis bayang kenikmatan semu yang terbalut bujuk rayu hingga kami bermaksiat di hadapanMu dan bermaksiat dalam seluruh nikmatMu.

Bantu kami ya Rabb..

Ya Allah kami menyerahkan semuanya padaMu. Hanyalah DiriMu sebaik-baiknya penyayang. Engkau sebaik-baiknya hakim. Engkau pula ya Allah sebaik-baiknya penyantun. Ya Allah genggam erat hati ini. Kami berlindung kepadaMu dari rasa gundah, gusar, kecewa, & sedih atas segala ketetapan yang telah Engkau tetapkan atas kami.

Just small note for all my sister in the world wherever you are…

Jumat, 06 Mei 2011

ayah yang hebat..


ayah yang hebat..


oleh FBI (Forum Buku Indonesia) pada 24 April 2011 jam 6:38

“Ayah……” seorang anak perempuan dengan usia 6 tahun berteriak sambil setengah berlari menghampiri ayahnya. Mulutnya manyun. Matanya merah menahan tangis.

“lah lah ada apa ini bidadari kecil ayah kok  begitu?” Laki-laki berbadan liat itu berkata dengan ekspresi terheran-heran. Membungkukkan badannya, mengusap pipi anak kecil itu sambil tersenyum ramah.

“ayah…bunda jahat..bunda tak sayang tia..bunda lebih sayang adek…huaaaaaaaa” oh astaga, anak kecil imut nan lucu itu akhirnya menangis. Mengadu kepada ayahnya. Iri dan cemburu akan perlakuan bunda yang dianggapnya berbeda.

“kenapa sayang? Jangan nangis dong.. sayang ayah..kan tia jagoan..” rayu sang ayah. Tangannya bergerak memeluk anaknya. Berusaha meredam tangis yang meledak dari sang anak.

“abisnya..abisnya bunda gak mau main ma tia..bunda juga gak mau nyuapin tia lagi..bunda juga sekarang lebih merhatiin adek…bunda gak sayang tia!” setengah berteriak tia mengungkapkan rasanya. Ah bahkan anak sekecil itu sudah mengenal bagaimana rasa cemburu. Rasa cemburu yang kadang kala begitu jahat membutakan mata, bahkan membuat anak sepolos tia sampai hati berkata bundanya jahat.

Sang ayah tersenyum. Mengusap air mata yang keluar dari mata tia. Mencium kepala anaknya kemudian berkata “sudah…yuk bantu papa nyiram kebun belakang yuk..tar beresnya ayah beliin es krim..asal tia nya gak nangis lagi”

“bener yah?” pelan-pelan wajah mungil nan lucu itu sumringah.

“lah buat apa ayah bohong sayang?”

“Asyiiikkk..ayo kalo gitu ayo…”

………………………………….

Kebun itu terlihat asri walau tidak terlalu besar. Sejuk, ada bale-bale kecil tempat beristirahat. Beberapa macam tanaman bunga berjejer indah disana.

“tia tugasnya siram tanaman pake ember kecil yah..ayah mau rapihin cabang tanaman yang disebelah sana..gimana bisa gak?” ucap ayah dengan nada sedikit menantang.

“yah gitu doang..kecil…” tia berkata sambil menjentikkan ujung tangannya.

Satu baris tanaman…

Dua baris.....

Tiga baris….

Tia mulai terlihat kelelahan menyiram tanaman sambil membawa ember kecil berisi air. Sekali  dua menghela nafas. Keringat-keringat kecil mulai bermunculan di mukanya.

“tia kalo capek berhenti aja..istirahat di bale-bale dulu yah..” ayah yang menyadarinya berkata.

“enggak…enggak papa kok yah..tia masih kuat” tia berkata sambil mengusap keringatnya yang terlihat semakin banyak. Masa baru sedikit langsung berhenti, malu sama ayah. Tar eskrimnya dikasih yang kecil pula batin tia.

………………………………….

Dua puluh menit kemudian ayah dan tia sudah duduk di bale-bale. Tia sudah duduk menjuntai. Badan keringetan, nafasnya memburu karena kecapekan.

“gimana? Capek gak kerjanya?” Tanya ayah santai.

“capek lah yah..cuapek banget malah..jadi tar eskrimnya dua ya yah” tia merayu. Memberikan senyum terbaiknya supaya ayah luluh dan mengabulkan pintanya

Ayah tertawa lebar “iya boleh..mmmh tapi tia tau gak satu hal? Sebenarnya berat ember kecil ma air tadi ayah rasa sama loh kayak berat tia dulu waktu masih bayi” timpal ayah

“hah…masa yah? Sama gitu?” tia memasang muka herannya kok bisa ampe tau beratnya sama yah?

“iya sama..dan klo dipikir-pikir hebat juga yah bunda bawa-bawa tia dalam perutnya sampe Sembilan bulan lagi. Lah tia aja keberatan padahal bru bawa gak nyampe setengah jam yah..” ayah berkata pelan.

Tia terdiam, berfikir bener juga kata ayah..gimana bunda dulu yah? Kuat bener bawa-bawa tia

“tia…sebenernya bunda juga keberatan loh..tapi bunda gak pernah ngeluh waktu itu..karena bunda sayang tia..jadi jangan bilang lagi bunda gak sayang tia..masa tia bilang gitu padahal bunda dah bawa-bawa tia diperutnya Sembilan bulan..apalagi tia dah gede sedangkan adek kan masih kecil, belum bisa jalan, belum bisa bantu ayah nyiram kebun, belum bisa minta jajan eskrim..hehe” ayah mengusap-usap kepala tia yang tiba-tiba mendadak terdiam mendengarnya.

Angin berhembus semilir..cabang-cabang pepohonan melambai..kelopak bunga menitipkan wanginya kepada angin..saat itu juga detik itu juga, satu kesadaran ditanamkan kedalam benak tia. Ah keluarga yang hebat ya allah..

“ya udah…yuk ikut ayah beli eskrim di minimarket depan kompleks yuk..tar tia pilih aja eskrimnya..asal jangan bilang-bilang bunda tar ayah dijewer bunda” ayah mengedipkan sebelah matanya ke arah tia. Berharap pelajaran yang dia berikan mengena langsung kepada sasarannya.

“entar aja yah…”

tia tiba-tiba berkata kemudian langsung berdiri. Ayah pura-pura memasang muka heran “lah kok entar?”

“tia mau minta maaf sama bunda dulu..udah ngomong gak sayang bunda..tia juga harus perhatiin adek..kan adeknya masih kecil”  tia berkata mantap iya tia salah kok, gak pantes tia bilang bunda gak sayang tia. Gak pantes tia bilang bunda jahat ma tia

Ayah tersenyum “ya udah gih ke kamar, palingan bunda lagi nidurin adek..tar eskrim tia ayah beliin aja yah..”

Tia mengangguk. Matanya berbinar, memutar badan kemudian langsung menghambur kedalam rumah mencari bundanya. Meninggalkan ayahnya yang hebat itu.

Ah keluarga indah nan menyenangkan. Tampaknya aku akan sering bermain melihat keluarga kecil yang telah sering menggetarkan arasyMu dengan doa dan teladan-teladannya ya allah. Semoga mereka selalu berada dalam perlindunganMu..aamiin..


*dan semoga suatu hari nanti aku akan mampu menjadi ayah yang sehebat itu..ayah yang mampu mengajari anaknya dengan kebaikan dengan cara yang halus seperti itu..semoga...*

FB : median editya
twitter : edith_tian“Ayah……” seorang anak perempuan dengan usia 6 tahun berteriak sambil setengah berlari menghampiri ayahnya. Mulutnya manyun. Matanya merah menahan tangis.

“lah lah ada apa ini bidadari kecil ayah kok  begitu?” Laki-laki berbadan liat itu berkata dengan ekspresi terheran-heran. Membungkukkan badannya, mengusap pipi anak kecil itu sambil tersenyum ramah.

“ayah…bunda jahat..bunda tak sayang tia..bunda lebih sayang adek…huaaaaaaaa” oh astaga, anak kecil imut nan lucu itu akhirnya menangis. Mengadu kepada ayahnya. Iri dan cemburu akan perlakuan bunda yang dianggapnya berbeda.

“kenapa sayang? Jangan nangis dong.. sayang ayah..kan tia jagoan..” rayu sang ayah. Tangannya bergerak memeluk anaknya. Berusaha meredam tangis yang meledak dari sang anak.

“abisnya..abisnya bunda gak mau main ma tia..bunda juga gak mau nyuapin tia lagi..bunda juga sekarang lebih merhatiin adek…bunda gak sayang tia!” setengah berteriak tia mengungkapkan rasanya. Ah bahkan anak sekecil itu sudah mengenal bagaimana rasa cemburu. Rasa cemburu yang kadang kala begitu jahat membutakan mata, bahkan membuat anak sepolos tia sampai hati berkata bundanya jahat.

Sang ayah tersenyum. Mengusap air mata yang keluar dari mata tia. Mencium kepala anaknya kemudian berkata “sudah…yuk bantu papa nyiram kebun belakang yuk..tar beresnya ayah beliin es krim..asal tia nya gak nangis lagi”

“bener yah?” pelan-pelan wajah mungil nan lucu itu sumringah.

“lah buat apa ayah bohong sayang?”

“Asyiiikkk..ayo kalo gitu ayo…”

………………………………….

Kebun itu terlihat asri walau tidak terlalu besar. Sejuk, ada bale-bale kecil tempat beristirahat. Beberapa macam tanaman bunga berjejer indah disana.

“tia tugasnya siram tanaman pake ember kecil yah..ayah mau rapihin cabang tanaman yang disebelah sana..gimana bisa gak?” ucap ayah dengan nada sedikit menantang.

“yah gitu doang..kecil…” tia berkata sambil menjentikkan ujung tangannya.

Satu baris tanaman…

Dua baris.....

Tiga baris….

Tia mulai terlihat kelelahan menyiram tanaman sambil membawa ember kecil berisi air. Sekali  dua menghela nafas. Keringat-keringat kecil mulai bermunculan di mukanya.

“tia kalo capek berhenti aja..istirahat di bale-bale dulu yah..” ayah yang menyadarinya berkata.

“enggak…enggak papa kok yah..tia masih kuat” tia berkata sambil mengusap keringatnya yang terlihat semakin banyak. Masa baru sedikit langsung berhenti, malu sama ayah. Tar eskrimnya dikasih yang kecil pula batin tia.

………………………………….

Dua puluh menit kemudian ayah dan tia sudah duduk di bale-bale. Tia sudah duduk menjuntai. Badan keringetan, nafasnya memburu karena kecapekan.

“gimana? Capek gak kerjanya?” Tanya ayah santai.

“capek lah yah..cuapek banget malah..jadi tar eskrimnya dua ya yah” tia merayu. Memberikan senyum terbaiknya supaya ayah luluh dan mengabulkan pintanya

Ayah tertawa lebar “iya boleh..mmmh tapi tia tau gak satu hal? Sebenarnya berat ember kecil ma air tadi ayah rasa sama loh kayak berat tia dulu waktu masih bayi” timpal ayah

“hah…masa yah? Sama gitu?” tia memasang muka herannya kok bisa ampe tau beratnya sama yah?

“iya sama..dan klo dipikir-pikir hebat juga yah bunda bawa-bawa tia dalam perutnya sampe Sembilan bulan lagi. Lah tia aja keberatan padahal bru bawa gak nyampe setengah jam yah..” ayah berkata pelan.

Tia terdiam, berfikir bener juga kata ayah..gimana bunda dulu yah? Kuat bener bawa-bawa tia

“tia…sebenernya bunda juga keberatan loh..tapi bunda gak pernah ngeluh waktu itu..karena bunda sayang tia..jadi jangan bilang lagi bunda gak sayang tia..masa tia bilang gitu padahal bunda dah bawa-bawa tia diperutnya Sembilan bulan..apalagi tia dah gede sedangkan adek kan masih kecil, belum bisa jalan, belum bisa bantu ayah nyiram kebun, belum bisa minta jajan eskrim..hehe” ayah mengusap-usap kepala tia yang tiba-tiba mendadak terdiam mendengarnya.

Angin berhembus semilir..cabang-cabang pepohonan melambai..kelopak bunga menitipkan wanginya kepada angin..saat itu juga detik itu juga, satu kesadaran ditanamkan kedalam benak tia. Ah keluarga yang hebat ya allah..

“ya udah…yuk ikut ayah beli eskrim di minimarket depan kompleks yuk..tar tia pilih aja eskrimnya..asal jangan bilang-bilang bunda tar ayah dijewer bunda” ayah mengedipkan sebelah matanya ke arah tia. Berharap pelajaran yang dia berikan mengena langsung kepada sasarannya.

“entar aja yah…”

tia tiba-tiba berkata kemudian langsung berdiri. Ayah pura-pura memasang muka heran “lah kok entar?”

“tia mau minta maaf sama bunda dulu..udah ngomong gak sayang bunda..tia juga harus perhatiin adek..kan adeknya masih kecil”  tia berkata mantap iya tia salah kok, gak pantes tia bilang bunda gak sayang tia. Gak pantes tia bilang bunda jahat ma tia

Ayah tersenyum “ya udah gih ke kamar, palingan bunda lagi nidurin adek..tar eskrim tia ayah beliin aja yah..”

Tia mengangguk. Matanya berbinar, memutar badan kemudian langsung menghambur kedalam rumah mencari bundanya. Meninggalkan ayahnya yang hebat itu.

Ah keluarga indah nan menyenangkan. Tampaknya aku akan sering bermain melihat keluarga kecil yang telah sering menggetarkan arasyMu dengan doa dan teladan-teladannya ya allah. Semoga mereka selalu berada dalam perlindunganMu..aamiin..


*dan semoga suatu hari nanti aku akan mampu menjadi ayah yang sehebat itu..ayah yang mampu mengajari anaknya dengan kebaikan dengan cara yang halus seperti itu..semoga...*

FB : median editya
twitter : edith_tian

۩۞۩ >>CARA MENDIDIK anak mulai dari KANDUNGAN<<۩۞۩


۩۞۩ >>CARA MENDIDIK anak mulai dari KANDUNGAN<<۩۞۩



oleh KIS (Komunitas Istri Sholehah) pada 29 April 2011 jam 13:57
















Sejak Kapan Kita Menyuarakan Adzan Bagi Buah Hati Kita ?


 Sebagaimana budaya keluarga muslim, saat mene...rima kelahiran buah hatinya ke dunia ini, maka sang ayah spontan membisikkan kalimat Adzan ke telinga sang bayi. Hal ini dalam rangka untuk mengenalkan sang bayi suara-suara terindah dan terbaik saat sang bayi lahir ke dunia ini.

Sebenarnya budaya ini sangatlah baik untuk menerapkan kecerdasan ilahiah sang bayi di saat kelahirannya, namun secara medis, budaya ini jangan diartikan sebagai “PENGENALAN PERTAMA” karena sebenarnya semenjak masih dalam bentuk janin pun sistem pendengaran sudah terbentuk dan sudah mulai merespon suara-suara yang menembus kandungan ibunya.

Pada usia 16 minggu, pendengaran janin sudah mulai terbentuk yang artinya pada usia itu janin sudah bisa mulai mendengar suara sekalipun struktur telinga baru mencapai kesempurnaannya pada usia 24 minggu. Berikut salah satu contoh hasil scan struktur telinga janin dalam kandungan:

Jadi, “PENGENALAN SUARA PERTAMA” bukan terjadi sesaat kelahiran tetapi sudah terjadi sejak janin berusia 16 minggu. Di situlah sebenarnya sang orang tua punya kesempatan untuk mengenalkan suara-suara terbaik kalimatullah atau ilahiah kepada sang janin yang ada dalam kandungan.

Inilah yang menjelaskan pula mengapa sering kita temui adanya semacam ritual pengajian dan sejenisnya untuk menyambut janin yang sudah memasuki usia 16 minggu. Terdapat dua pemahaman yang muncul dari ritual pengajian di usia 16 minggu ini:

* Pertama, pemahaman bahwa di usia 16 minggu ini ruh dan nasib ditiupkan pada janin, oleh karena itu pengajian ditujukan untuk mendo’akan sang janin agar ia mendapat nasib yang baik.

* Kedua, pemahaman medis cenderung untuk mengatakan bahwa ritual pengajian di usia ini ditujukan agar apa yang didengar sang janin untuk pertama kalinya adalah suara-suara ilahiah seperti syahadatain, dzikrullah, tasbih, takbir, tahmid, dan lain-lain.

Oleh karena itu bila orang tua hendak memperdengarkan adzan kepada sang bayi, saya anjurkan dilakukan saat kandungan berusia 16 minggu, sehingga pada masa kelahirannya, saat kita membisikkannya lagi suara Adzan ke telinganya, maka Insya Allah sang bayi akan semakin bertambah kuat kecerdasan ilahiahnya atau spiritualnya.

Suara dari luar tubuh ibu bisa menebus rahim. Seorang ahli mencoba memasang suatu alat perekam suara yang sensitif dalam rongga cairan ketuban di sekitar bayi serta merekam suara yang diterima janin dan reaksinya. Suaranya kira-kira mirip bila kita mendengar suara di dalam air waktu berenang. Suara ibu merupakan hal yang paling dominan karena dapat disalurkan lewat tubuh ibu.

Busnel, Granier-Deferre meneliti bahwa 5 (lima) menit suara yang diperdengarkan kepada janin bisa mengubah pola denyut jantung dan gerak janin dalam kandungan sekitar 1 (satu) jam! Masya Allah…

Chapman, 1975, menyatakan bahwa suara musik klasik dari Brahm 6 (enam) kali 5 (lima) menit sehari dapat meningkatkan berat badan bayi prematur dengan bermakna! Allahu Akbar…

Janin juga membentuk kapasitas belajar dan menghafal, De Casper meneliti adanya:

* Perubahan daya menghisap (jempol) bila mendengar suara tertentu.
* Janin mendapat kenyamanan bila ibu bicara dengan bahasa daerahnya sendiri.

Selain itu peneliti lain, J. P. Lecanuet, melaporkan adanya perubahan denyut jantung janin apabila dia mendengarkan cerita tertentu. Bila mendengarkan cerita yang disukainya, denyut jantung menjadi stabil dan melambat. Tetapi akan meningkat bila mendengar cerita yang tidak disukainya.

Fred J. Schwartz menyatakan bahwa proses pembelajaran janin sudah dimulai sejak dalam kandungan, janin ikut belajar pada trimester kedua dan ketiga, seperti di dalam ruang Amphitheater yang lebih canggih dari kelas mana pun di dunia.

Hal ini mungkin dapat menerangkan bagaimana Imam Syafi’i mampu hafal al-Qur’anul Karim dan al-Hadits pada usia 9 tahun, oleh karena lingkungan rahim ibunya selalu disibukkan dengan kedua bacaan mulia tersebut di atas.

Hal yang sama juga mungkin dapat menerangkan mengapa suku Ambon dan Batak mempunyai keterampilan seni suara dan musik yang lebih menonjol dibandingkan dengan suku lainnya di Indonesia, karena musik dan seni suara merupakan suatu kegiatan rutin dalam kehidupan keseharian mereka, dan adanya kebiasaan bahwa ayah atau keluarganya bernyanyi untuk janin di depan kandungan ibunya.

Hal ini juga berkaitan dengan kemampuan orang-orang Afrika terhadap ritme atau nada-nada cepat dalam musik atau seni suara. Kemampuan orang-orang kulit hitam terhadap beat musik yang sukar seperti jazz, reggae atau rock, atau orang Amerika Latin dengan musik Bossanova atau Samba-nya.

BERHATI-HATILAH DALAM BERKATA-KATA DAN BERPIKIR!

Secara medis ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kesadaran ibu hamil setelah usia kehamilan 16 minggu untuk lebih berhati-hati dalam berpikir ataupun berkata-kata, karena janin mulai merekam dan bereaksi terhadap hal tersebut.

Upayakanlah orang tua untuk selalu menjaga kenyamanan kondisi psikologis dan lingkungannya supaya terhindar dari stres, karena janin yang berusia 16 minggu ini sudah bisa mulai mendengar perkataan kotor, marah-marah, emosi, gosip, ghibah, dan perkataan-perkataan buruk lainnya. Oleh karena itu di usia janin 16 minggu alangkah lebih baiknya sang janin mendapat porsi lebih suara-suara kalimatullah karena itu lebih baik dan lebih bermanfaat baginya dan perkembangan tubuhnya.

Stres pada ibu hamil mengakibatkan janin menjadi hiperaktif dalam rahim. Hal ini pun berhubungan dengan kegelisahan anak. Anak pun sangat mudah terkena stres (karena sudah terbiasa sejak di dalam rahim). Suara-suara keras atau nada-nada kemarahan atau pertengkaran orang tuanya pada saat kehamilan juga bisa membuat anak menjadi gagap atau gugup.

Stres ibu hamil, diet yang kurang sempurna, dan racun-racun yang terpapar selama kehamilan bisa mempengaruhi kecerdasan anak...

(SUMBER : Catatan Desy Subagyo http://www.facebook.com/profile.php?id=100000100728730sebagaimana diposting di Page KIS)